MEA, Pekalongan Optimistis Batik Rebut Pasar
Sabtu, 7 Mei 2016 21:17 WIB
Ilustrasi (ANTARA Foto/Nailin In Saroh)
Pekalongan, Antara Jateng - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, optimistis produk kerajinan batik akan mampu bersaing dan merebut pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Batik dan produk turunannya merupakan hasil dari proses kreatif sehingga kerajinan ini tidak mudah dikompetisikan dengan negara lain," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Pekalongan Supriono di Pekalongan, Sabtu.
Menurut dia, produk dari Kota Pekalongan yang didominasi oleh kerajinan batik dan turunannya ini adalah melalui proses kreatif sehingga tidak mudah ditiru oleh negara lainnya.
"Oleh karena kami optimistis produk kerajinan batik akan mampu menguasai pasar MEA. Kami juga berharap perajin batik agar selalu inovatif dan kreatif dalam memproses produksinya," katanya.
Ketua Serikat Batik Pasir Sari Kota Pekalongan, Sodikin mengatakan pengusaha atau perajin batik harus jeli menggali informasi tentang produk yang dihasilkan oleh negara lain.
"Selain mencermati pangsa pasar, kami minta pengusaha atau perajin batik harus melakukan inovasi dan kreativitas agar produksi yang dihasilkan tetap diminati konsumen," katanya.
Menurut dia, pemberlakuan MEA harus dihadapi oleh perajin batik dan tidak dijadikan "momok" yang bisa mengendurkan semangat untuk menghasilkan produksi.
"MEA merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh perajin batik. Oleh karena, kami meminta pada mereka harus kreatif dan inovatif agar produksi yang dihasilkan tidak kalah bersaing dengan negara lain," katanya.
Ia menambahkan selama ini kerajinan batik sudah relatif terkenal di pasar domestik maupun mancanegara sehingga perberlakuan MEA tidak akan berpengaruh besar terhadap pasaran kerajinan batik jika perajin melakukan inovasi dan kreatif.
"Batik dan produk turunannya merupakan hasil dari proses kreatif sehingga kerajinan ini tidak mudah dikompetisikan dengan negara lain," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Pekalongan Supriono di Pekalongan, Sabtu.
Menurut dia, produk dari Kota Pekalongan yang didominasi oleh kerajinan batik dan turunannya ini adalah melalui proses kreatif sehingga tidak mudah ditiru oleh negara lainnya.
"Oleh karena kami optimistis produk kerajinan batik akan mampu menguasai pasar MEA. Kami juga berharap perajin batik agar selalu inovatif dan kreatif dalam memproses produksinya," katanya.
Ketua Serikat Batik Pasir Sari Kota Pekalongan, Sodikin mengatakan pengusaha atau perajin batik harus jeli menggali informasi tentang produk yang dihasilkan oleh negara lain.
"Selain mencermati pangsa pasar, kami minta pengusaha atau perajin batik harus melakukan inovasi dan kreativitas agar produksi yang dihasilkan tetap diminati konsumen," katanya.
Menurut dia, pemberlakuan MEA harus dihadapi oleh perajin batik dan tidak dijadikan "momok" yang bisa mengendurkan semangat untuk menghasilkan produksi.
"MEA merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh perajin batik. Oleh karena, kami meminta pada mereka harus kreatif dan inovatif agar produksi yang dihasilkan tidak kalah bersaing dengan negara lain," katanya.
Ia menambahkan selama ini kerajinan batik sudah relatif terkenal di pasar domestik maupun mancanegara sehingga perberlakuan MEA tidak akan berpengaruh besar terhadap pasaran kerajinan batik jika perajin melakukan inovasi dan kreatif.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB
FKS Foundation bersama PT Tiga Pilar Sejahtera bangun sarana air bersih untuk warga Sragen
14 December 2024 13:04 WIB