Ganjar: Kartu tani dipolitisasi seolah susahkan petani
Senin, 12 Maret 2018 16:11 WIB
Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbincang dengan para pengecer pupuk di Pasar Kalimas, Kabupaten Pemalang. (Foto:Tim Kampanye Ganjar-Yasin)
Pemalang (Antaranews Jateng) - Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat bahwa Program Kartu Tani yang salah satu tujuannya untuk mengantisipasi berbagai praktik penyelewengan pupuk bersubsidi, saat ini telah dipolitisasi seolah menyusahkan para petani.
"Padahal fakta sebenarnya di lapangan tidak seperti itu, bahwa masih dibutuhkan waktu untuk penyesuaian, iya, tapi kesulitan pupuk rupanya lebih dikarenakan kurangnya suplai yang dikirim dari pabrik," katanya saat bertemu dengan para pengecer pupuk di Pasar Kalimas, Kabupaten Pemalang, Senin.
Ganjar mengungkapkan masih susahnya para petani mendapatkan pupuk bersubsidi ternyata bukan karena Program Kartu Tani, melainkan kurangnya alokasi dari pemerintah pusat ke Provinsi Jawa Tengah.
Untuk menjamin ketersediaan pupuk, Ganjar yang berpasangan dengan Cawagub Jateng Taj Yasin Maimoen mengaku akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan dinas terkait.
Kendati demikian, politikus PDI Perjuangan itu juga mengimbau petani menggunakan pupuk sesuai kebutuhan atau tidak berlebihan.
Dari pertemuan dengan para pemilik kios pengecer pupuk, Ganjar mengetahui jika pembelian pupuk dengan kartu tani tidak sulit, yang menjadi permasalahan bagi para pengecer adalah suplai pupuk dari pabrik sangat kurang.
Hal itu berakibat para petani tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai dengan kebutuhan.
Mengetahui hal tersebut, Ganjar kemudian menelepon beberapa pejabat di Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, serta mendapatkan informasi bahwa alokasi pupuk dari Kementerian Pertanian tidak sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani.
"Sebagai contoh, pupuk urea cuma turun 90 persen dari RDKK, pupuk SP-36 malah hanya sekitar 48 persen, begitu juga dengan pupuk NPK Phonska dan ZA yang turunnya jauh lebih kecil dari RDKK," ujarnya.
Ganjar kemudian menelepon Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan percakapannya bisa didengar seluruh petani dan pengecer yang ada di sana.
Ganjar menyampaikan alokasi pupuk yang kurang, serta perihal pupuk untuk petani jagung yang belum ada jatahnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan akan menambah suplai pupuk di Jateng, bahkan langsung menghubungi pimpinan pabrik pupuk agar segera datang ke Kabupaten Pemalang menyelesaikan masalah tersebut.
"Padahal fakta sebenarnya di lapangan tidak seperti itu, bahwa masih dibutuhkan waktu untuk penyesuaian, iya, tapi kesulitan pupuk rupanya lebih dikarenakan kurangnya suplai yang dikirim dari pabrik," katanya saat bertemu dengan para pengecer pupuk di Pasar Kalimas, Kabupaten Pemalang, Senin.
Ganjar mengungkapkan masih susahnya para petani mendapatkan pupuk bersubsidi ternyata bukan karena Program Kartu Tani, melainkan kurangnya alokasi dari pemerintah pusat ke Provinsi Jawa Tengah.
Untuk menjamin ketersediaan pupuk, Ganjar yang berpasangan dengan Cawagub Jateng Taj Yasin Maimoen mengaku akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan dinas terkait.
Kendati demikian, politikus PDI Perjuangan itu juga mengimbau petani menggunakan pupuk sesuai kebutuhan atau tidak berlebihan.
Dari pertemuan dengan para pemilik kios pengecer pupuk, Ganjar mengetahui jika pembelian pupuk dengan kartu tani tidak sulit, yang menjadi permasalahan bagi para pengecer adalah suplai pupuk dari pabrik sangat kurang.
Hal itu berakibat para petani tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai dengan kebutuhan.
Mengetahui hal tersebut, Ganjar kemudian menelepon beberapa pejabat di Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, serta mendapatkan informasi bahwa alokasi pupuk dari Kementerian Pertanian tidak sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani.
"Sebagai contoh, pupuk urea cuma turun 90 persen dari RDKK, pupuk SP-36 malah hanya sekitar 48 persen, begitu juga dengan pupuk NPK Phonska dan ZA yang turunnya jauh lebih kecil dari RDKK," ujarnya.
Ganjar kemudian menelepon Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan percakapannya bisa didengar seluruh petani dan pengecer yang ada di sana.
Ganjar menyampaikan alokasi pupuk yang kurang, serta perihal pupuk untuk petani jagung yang belum ada jatahnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan akan menambah suplai pupuk di Jateng, bahkan langsung menghubungi pimpinan pabrik pupuk agar segera datang ke Kabupaten Pemalang menyelesaikan masalah tersebut.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pupuk Indonesia dan Wapres ajak petani tebus pupuk bersubsidi di "Rembuk Tani"
22 November 2024 23:06 WIB