Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya mendampingi eks-wanita tuna susila untuk mandiri dan tidak lagi kembali ke pekerjaannya di masa lalu.
"Saya dapat informasi, setelah diasesmen teman-teman Dinsos, mereka punya beban keluarga yang berat," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengunjungi Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama di Solo, Selasa.
Ia mengatakan, mereka ini seluruhnya adalah perempuan yang kebanyakan ditinggal pergi oleh suaminya.
"Setegar-tegarnya dia kerja sebagai kupu-kupu malam, (saat ditanya, Red.) punya anak nggak, mereka menangis. Oleh karena itu, mereka kami tarik ke sini, kami ajari dengan harapan suatu saat mereka kembali dan kami dampingi untuk kemudian bisa mandiri dan tidak kembali ke pekerjaan sebelumnya," katanya.
Ia juga mengapresiasi pada pegawai Dinsos yang sudah memberikan pendampingan dengan baik. Selain ke Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama, ia juga berkesempatan mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa. Bahkan, saat itu ia juga menyempatkan diri merasakan pijatan seorang disabilitas netra Widianto.
"Pijatnya saya coba, enak," katanya.
Menurut dia, para penyandang disabilitas juga diajari membaca dan menulis dengan braille. Bukan tidak mungkin, suatu saat akan diajarkan keterampilan lain yang sesuai dengan bakat mereka masing-masing.
"Kalau punya talenta ya bisa, seni, sekolah, bahkan dunia digital juga mereka mengerti. Oleh karena itu, Dinsos kami minta supaya bisa upgrade kemampuan mereka (penyandang disabilitas, Red.)," katanya.
Sementara itu, kali itu Ganjar terlihat didampingi oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
"Ini juga didampingi mas Gibran karena ini wilayahnya mas Gibran. Beliau mendampingi kalau saya kalau di Solo," katanya.
Baca juga: Warga tuna netra Surakarta isi Ramadhan dengan tadarusan
Baca juga: Warga tuna netra Surakarta isi Ramadhan dengan tadarusan