Semarang (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (SV Undip) angkatan 2022 kembali mengukir pengalaman luar biasa dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2025.
KKL yang berlangsung dari tanggal 3--8 Februari 2025 diikuti oleh Dosen Pembimbing Mohamad Endy Julianto yang juga Ketua Prodi TRKI dan Hermawan Dwi Ariyanto tersebut merupakan perjalanan spektakuler.
Perjalanan selama 6 hari ini menjadi momentum berharga, di mana mahasiswa yang dikoordinasi oleh Tegar Djati Djawi telah memperluas wawasan industri melalui kunjungan ke perusahaan-perusahaan besar di Gresik dan Bali.
Mahasiswa juga menikmati eksotisme Pulau Dewata yang mempesona. Perjalanan ini menjadi kombinasi komplet antara edukasi, pengalaman industri, dan eksplorasi budaya.
Perjalanan dimulai dari Gresik, pusat industri strategis di Indonesia. Di sini, menurut Endy, destinasi pertama yang dikunjungi adalah PT Smelting Gresik, pabrik pemurnian tembaga di Tanah Air.
Di pabrik ini, mahasiswa mendapatkan wawasan eksklusif tentang teknologi peleburan tembaga mutakhir, sistem pengolahan limbah, hingga strategi efisiensi energi dalam industri metalurgi. Kunjungan ini membuka cakrawala mahasiswa mengenai rantai pasok industri logam dan peran vitalnya dalam perekonomian nasional.
Selepas mengunjungi Smelting Gresik, malam harinya mahasiswa menghadiri sesi temu alumni di Ballroom Hotel Front One Gresik.
Dengan konsep Round Table Discussion, mahasiswa dibagi menjadi sembilan kelompok, masing-masing didampingi oleh dua sampai tiga alumnus yang kini berkarier di industri rekayasa kimia.
Dalam suasana penuh kehangatan, para alumnus berbagi pengalaman mengenai tantangan dunia kerja, strategi adaptasi di industri, serta kiat sukses membangun karier.
Acara ini diawali dengan sambutan resmi, makan malam bersama, serta perkenalan seluruh alumni, dan ditutup dengan sesi foto bersama, yang mengabadikan momen berharga dalam jejaring profesional TRKI.
Hari berikutnya, eksplorasi industri berlanjut ke PT Petrokimia Gresik, ikon industri pupuk terbesar di Indonesia. Mahasiswa menyaksikan langsung proses produksi pupuk berkualitas tinggi, sistem distribusi, serta implementasi teknologi ramah lingkungan dalam industri petrokimia. Dari sana, perjalanan berlanjut ke PT TPC Indo Plastic & Chemical, tempat mahasiswa mendalami proses produksi polivinil klorida (PVC), salah satu material polimer terpenting dalam berbagai sektor industri.
Setelah menggali ilmu dari jantung industri Gresik, rombongan menyeberangi Selat Bali menuju destinasi berikutnya Pulau Dewata.
Hari pertama di Bali diawali dengan kunjungan ke Herborist Secret Garden Village, pusat edukasi industri kecantikan berbasis bahan alami. Mahasiswa diperkenalkan pada teknologi produksi kosmetik tradisional, mulai dari ekstraksi bahan herbal, proses formulasi, hingga teknik modern yang tetap mempertahankan khasiat alami produk kecantikan.
Setelah dari Herborist, perjalanan dilanjutkan ke Jungle Gold Chocolate Factory, surga bagi para pecinta cokelat. Mahasiswa diajak menjelajahi perkebunan kakao, memahami teknik budidaya, panen, fermentasi, dan roasting biji kakao, hingga berkesempatan membuat cokelat mereka sendiri dengan aneka topping khas.
Mereka juga mencicipi berbagai varian cokelat premium, merasakan bagaimana teknik pengolahan dapat menghasilkan cita rasa yang kaya dan berkualitas tinggi.
Hari berikutnya, petualangan berlanjut ke Tanjung Benoa, pusat watersport terbaik di Bali. Mahasiswa merasakan sensasi luar biasa dengan mencoba berbagai aktivitas seperti banana boat, jet ski, dan parasailing, menantang adrenalin di atas ombak biru Samudra Hindia. Tidak hanya itu, mereka juga mengunjungi Pulau Penyu, pusat konservasi yang berperan dalam melindungi spesies penyu yang terancam punah.
Di sini, mahasiswa melihat langsung proses penangkaran telur penyu, perawatan anak penyu, hingga pelepasan kembali ke habitat aslinya, suatu pengalaman yang membangkitkan kesadaran akan pentingnya kelestarian ekosistem laut.
Petualangan berlanjut ke Pantai Dreamland, surga tersembunyi dengan pasir putih lembut dan ombak yang bergulung indah. Sembari menikmati matahari senja, mahasiswa merasakan ketenangan yang berpadu dengan keagungan alam Bali.
Menjelang malam, suasana semakin memukau saat rombongan tiba di Pantai Melasti untuk menyaksikan Tari Kecak, salah satu pertunjukan budaya paling magis di Bali. Dengan latar belakang matahari terbenam yang membakar cakrawala, mahasiswa terpukau oleh harmoni suara khas Kecak yang menggema, menceritakan kisah epik Ramayana dalam gerakan yang penuh makna.
Hari terakhir di Bali diisi dengan kunjungan ke pusat oleh-oleh terbesar, yaitu Krisna, Dewata, dan Cening Bagus. Mahasiswa berburu suvenir khas Bali, mulai dari pai susu, kopi bali, batik, hingga kerajinan tangan tradisional, sebagai kenang-kenangan dari perjalanan yang luar biasa ini.
Dengan penuh rasa syukur, rombongan akhirnya kembali ke Semarang, membawa pulang ilmu, pengalaman, dan kenangan yang tak ternilai harganya.
Alhasil, KKL 2025 bukan sekadar perjalanan akademik, melainkan juga sebuah pengalaman transformatif yang memperluas wawasan mahasiswa tentang industri, membangun jejaring profesional, dan semakin mempererat kebersamaan dalam satu keluarga besar SV TRKI Undip. ***