Purwokerto (ANTARA) - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan penelitian pembuatan enkapsulasi biopestisida berbasis Spirulina maxima Nanopartikel dan ε-poly-l-lysine (ε-PL) Nanogel untuk meningkatkan efisiensi pengendalian Fusarium oxysporum f.sp lycopersici. 

Tim PKM-RE yang diketuai oleh Fahmi Khairul Yusuf (A1D021131) serta beranggotakan Ayu Azkiyah (A1D021027), Alif Ardandi (A1D022160), Alfiansyah Khafid Abdillah (A1D021156), dan Kristina Pasaribu (A1D020017) dibimbing oleh Dina Istiqomah, S.P., M.Sc.

Ketua Tim PKM-RE Fahmi Khairul Yusuf mengatakan tim tersebut dibentuk karena melihat dari adanya serangan Fusarium sp. yang sering menyerang tanaman pangan dan hortikultura yang sering menyebabkan kehilangan hasil yang relatif besar. 

Menurut dia, pengendalian yang dilakukan oleh petani dalam skala besar masih dengan penggunaan pestisida kimia yang pelaksanaannya di lapang sering tidak sesuai dengan petunjuk aplikasi. 

"Hal tersebut tentunya berbahaya karena dapat meningkatkan resistensi patogen terhadap pestisida, mengurangi sensitivitas pestisida serta menimbulkan ancaman bagi manusia," katanya.

Di sisi lain, kata dia, terdapat sebuah potensi pembuatan biopestisida dengan memanfaatkan bakteri Streptomyces aureus yang mampu menghasilkan berbagai macam metabolit sekunder dengan potensi aktivitas antimikroba, salah satunya ε-poly-l-lysine (ε-PL). 

Baca juga: Ini rekomendasi Icolgas 2023 yang digelar Fakultas Hukum Unsoed

Menurut dia, senyawa tersebut diketahui memiliki kemampuan sebagai antijamur yang efektif di berbagai jamur patogen.

"Aplikasi biopestisida di lapangan selalu dihadapkan dengan ancaman berupa penurunan efektivitas biopestisida karena adanya pengaruh lingkungan," jelasnya. 

Ia mengatakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengatasi hal itu berupa Spirulina maxima, karena dapat memberikan stabilitas pada konodia berkat kandungan lemaknya.

Selain itu, kata dia, meningkatkan daya tarik pada aktivasi bioformulasi dengan penambahan air yang menghasilkan jumlah CO2 yang lebih besar melalui aktivitas fotosintesis. 

"Adanya inovasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan serangan Fusarium sp dan juga mengurangi penggunaan pestisida kimia oleh petani," kata Fahmi.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan rumput gajah sebagai anti-hiperkolesterol
Baca juga: Pakar pertanian: Mau atau tidak mau impor beras harus dilakukan